Hallo Guru Sekolah Minggu, Pernahkah Anda menghadapi seorang anak yang mengalami tantrum di Sekolah Minggu, khususnya di kelas balita?
Tantrum adalah ledakan emosi, biasanya dikaitkan dengan anak-anak atau orang-orang dalam kesulitan emosional, yang biasanya ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, berteriak, menjerit-jerit, pembangkangan, mengomel marah, resistensi terhadap upaya untuk menenangkan dan, dalam beberapa kasus, kekerasan. Kendali fisik bisa hilang, orang tersebut mungkin tidak dapat tetap diam, dan bahkan jika “tujuan” orang tersebut dipenuhi dia mungkin tetap tidak tenang.
Para orang tua mungkin pernah mengalami anak-anak (khususnya balita) yang tantrum. Tidak dapat dikendalikan atau dibujuk, dan biasanya akan berujung pada rasa frustrasi dari orang tua maupun orang dewasa yang berada di sekitar anak yang sedang mengalami tantrum.
Sebelum kita melangkah lebih jauh berbicara mengenai penanganan tantrum, mari kita cari tahu apa penyebab seorang anak bisa mengalami tantrum.
Penyebab Tantrum
Sebuah tantrum kemungkinan besar disebabkan ketika beban frustrasi – sering dibubuhi ketakutan atau kecemasan – menumpuk di dalam diri balita sampai dia begitu penuh dengan ketegangan yang hanya bisa dilepaskan dengan sebuah “ledakan”.
Terkadang, tantrum menyerang begitu cepat, tanpa disadari sebelumnya, karena ada seseorang yang melakukan hal yang salah terhadap si balita.
Apa yang terjadi selama tantrum?
Tantrum setiap anak mungkin bervariasi (antara satu anak dengan anak lainnya), tapi biasanya seorang anak yang sama memiliki jenis tantrum yang sama, artinya seorang anak mungkin berperilaku sama setiap kali tantrum. Ada anak yang berteriak-teriak sambil berkeliling kelas, ada juga yang duduk di lantai sambil berteriak-teriak dan menggerak-gerakan kaki, ada juga yang berguling-guling di lantai sambil histeris, ada juga yang menendang-nendang seolah-olah sedang berkelahi dengan pribadi tak berwujud.
Biasanya, siapa saja yang mencoba untuk mendekati anak yang tantrum akan mendapat tendangan atau tinju (jadi hati-hati), dan anak-anak yang tantrum ini akan terus berteriak sampai serak atau sampai muntah. Anda akan melihat wajahnya berubah mulai merah hingga biru, dalam beberapa kasus ada yang menahan nafasnya begitu lama sehingga wajahnya terlihat begitu pucat.
Bagaimana menangani Tantrum?
Hal pertama yang harus Anda lakukan, bahkan sebelum ada anak yang mengalami tantrum di kelas balita Anda, adalah bicara dengan para orang tua. Minta mereka memberitahu Anda khususnya mengenai anak-anak yang sering mengalami tantrum (biasanya ada anak tertentu yang memang sering mengalami tantrum di rumah)
Selanjutnya, jangan kehilangan kendali. Anda mungkin ingin segera meninggalkan kelas ketika ada anak yang mengalami tantrum. Tapi percayalah, hal ini malah akan membuat anak yang tantrum merasa diabaikan dan tidak diperhatikan. Mereka sendiri merasa takut dengan ledakan emosi yang mereka alami, mereka butuh bantuan orang dewasa untuk mengatasinya. Walaupun tak dapat dipungkiri bahwa ketika seorang anak mengalami tantrum, mereka tidak mau mendengar apapun dan tak dapat dibujuk untuk melakukan apapun.
Berikutnya, selalu ingat bahwa Anda adalah orang dewasa. Tidak peduli berapa lama tantrum berlangsung, jangan menyerah pada tuntutan yang tidak masuk akal atau bernegosiasi dengan anak yang sedang berteriak-teriak. Namun, jangan juga kehilangan kendali dan memarahi anak yang sedang tantrum. Sekali lagi, mereka sendiri pun sedang bingung dengan perasaan mereka dan butuh dibantu.
Jika ledakan anak meningkat ke titik di mana dia memukul orang atau hewan peliharaan, melempar sesuatu, atau berteriak tanpa henti, bawa dia ke tempat yang aman, seperti kamar terpisah, di mana dia tidak bisa membahayakan dirinya sendiri. Katakan padanya mengapa dia ada di sana (“karena Anda memukul temanmu”), dan biarkan dia tahu bahwa Anda akan tinggal bersamanya sampai dia tenang.
Hal yang harus diingat adalah, ketika Anda memisahkan anak yang sedang tantrum, tinggallah bersama mereka di manapun Anda menempatkan mereka, atau Anda bisa meminta rekan guru sekolah minggu Anda yang lebih kompeten untuk tinggal bersama anak yang sedang tantrum (sementara Anda memanggil orang tua yang bersangkutan).
Tunggulah sampai anak itu tenang. Setelah anak itu mereda dan dapat didekati, peluk atau duduklah dekat anak itu dan bicaralah dengan bahasa sederhana, “kenapa kamu marah? Kamu marah karena ada yang mengganggumu? Kamu tadi teriak-teriak sehingga kakak tidak mengerti. Sekarang coba cerita, kamu kenapa?”
Selanjutnya berbicaralah dengan orang tua mereka mengenai apa yang terjadi.
Mencegah tantrum di kelas balita Sekolah Minggu
Sebelum berbicara lebih jauh, ingatlah: hal pertama yang harus Anda siapkan adalah diri Anda sendiri. Jangan mengajar dalam keadaan kurang tidur, banyak masalah atau kelelahan.
Berikutnya, sediakan makanan kecil / snack. Perhatikan dengan baik anak-anak yang mulai rewel di kelas. Anak yang lapar dan lelah akan lebih mudah terkena tantrum. Menyediakan / memberikan makanan kecil di kelas balita tidak ada salahnya, khususnya jika Anda terpaksa meng-arrange waktu sekolah minggu yang panjang.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah rencanakan setiap pelajaran dengan baik. Ingatlah bahwa rentang waktu konsentrasi seorang anak balita tidak lebih dari lima menit (untuk suatu aktivitas yang sama). Setiap lima menit, minta mereka melakukan hal yang berbeda. Dalam sesi Firman Tuhan, libatkan mereka dengan bergerak atau menirukan suara tertentu.
Selalu ingat bahwa untuk mengajar di kelas balita, Anda butuh teamwork yang solid. Rekan-rekan yang tidak sedang ‘bicara di depan’ dan dapat mengawasi setiap anak satu persatu. Awasi hubungan setiap anak, anak yang mulai mengantuk / bosan, atau anak-anak yang sedang merasa kesal.
Akhir kata, selamat melayani, Pahlawan yang Gagah Perkasa. Tuhan Yesus menyertai!
dirangkum dari berbagai sumber
Like this:
Like Loading...